• About
  • Advertise
  • Privacy Policy
  • Contact
SABANI.COM
  • Home
  • Services
    • Coffee Trading
    • Coffee Supplier
    • Coffee Retail
  • News
  • Knowledge
    • Specialty Coffee of Arabica
    • Specialty Coffee of Robusta
    • Profil Kopi Arabika Gayo
    • Profil Kopi Arabika Lintong
    • Profil Kopi Arabika Koerinci
    • Profil Kopi Arabika Solok Minang
    • Profil Kopi Arabika Java Preanger
    • Klasifikasi Green Beans Dan Grade Coffee
    • Mengenal Macam-Macam Proses Pengolahan Kopi
  • Blog
    • All
    • Culinary
    • Health
    • Knowledge
    • Lifestyle
    • Tips
    5 Tips Mudah Memperbaiki Rasa Kopi Agar Lebih Nikmat

    5 Tips Mudah Memperbaiki Rasa Kopi Agar Lebih Nikmat

    5 Racikan Kopi di Dunia Ini Disajikan dengan Cara Unik

    5 Racikan Kopi di Dunia Ini Disajikan dengan Cara Unik

    Ini Efek Kafein Kopi pada Tubuh Sesuai Golongan Darah

    Ini Efek Kafein Kopi pada Tubuh Sesuai Golongan Darah

    Serupa Tapi Tak Sama, Ini Beda Kopi Arab dengan Kopi Turki

    Serupa Tapi Tak Sama, Ini Beda Kopi Arab dengan Kopi Turki

    Tahukah Anda: 9 Perbedaan Kopi Robusta dan Arabika

    Mengenang Masa Ketika Dunia Mengenal Kopi Sebagai Java

    Mengenang Masa Ketika Dunia Mengenal Kopi Sebagai Java

    Perbedaan Rasa Kopi Arabika vs Kopi Robusta

    Sering Buang Air Kecil Setelah Minum Kopi? Ternyata Ini Alasannya

    Mengapa Ketinggian Menghasilkan Rasa Kopi Berbeda?

  • Gallery
  • Shop
  • Cart
  • My account
No Result
View All Result
  • Home
  • Services
    • Coffee Trading
    • Coffee Supplier
    • Coffee Retail
  • News
  • Knowledge
    • Specialty Coffee of Arabica
    • Specialty Coffee of Robusta
    • Profil Kopi Arabika Gayo
    • Profil Kopi Arabika Lintong
    • Profil Kopi Arabika Koerinci
    • Profil Kopi Arabika Solok Minang
    • Profil Kopi Arabika Java Preanger
    • Klasifikasi Green Beans Dan Grade Coffee
    • Mengenal Macam-Macam Proses Pengolahan Kopi
  • Blog
    • All
    • Culinary
    • Health
    • Knowledge
    • Lifestyle
    • Tips
    5 Tips Mudah Memperbaiki Rasa Kopi Agar Lebih Nikmat

    5 Tips Mudah Memperbaiki Rasa Kopi Agar Lebih Nikmat

    5 Racikan Kopi di Dunia Ini Disajikan dengan Cara Unik

    5 Racikan Kopi di Dunia Ini Disajikan dengan Cara Unik

    Ini Efek Kafein Kopi pada Tubuh Sesuai Golongan Darah

    Ini Efek Kafein Kopi pada Tubuh Sesuai Golongan Darah

    Serupa Tapi Tak Sama, Ini Beda Kopi Arab dengan Kopi Turki

    Serupa Tapi Tak Sama, Ini Beda Kopi Arab dengan Kopi Turki

    Tahukah Anda: 9 Perbedaan Kopi Robusta dan Arabika

    Mengenang Masa Ketika Dunia Mengenal Kopi Sebagai Java

    Mengenang Masa Ketika Dunia Mengenal Kopi Sebagai Java

    Perbedaan Rasa Kopi Arabika vs Kopi Robusta

    Sering Buang Air Kecil Setelah Minum Kopi? Ternyata Ini Alasannya

    Mengapa Ketinggian Menghasilkan Rasa Kopi Berbeda?

  • Gallery
  • Shop
  • Cart
  • My account
No Result
View All Result
SABANI.COM
No Result
View All Result
Home News

Para petani bergegas menuju kebun kopi di kawasan Malabar, Bandung, Jawa Barat

IKHTIAR MENGHAPUS JERAT TENGKULAK DARI KEHIDUPAN PETANI KOPI

admin by admin
December 16, 2019
Share on FacebookShare on TwitterShare on Email

Mayoritas petani masih terjerat para tengkulak. Sistem perdagangan yang adil atau fair trade merupakan kunci bagi kesejahteraan petani.

Mayoritas petani masih terjerat para tengkulak. Sistem perdagangan yang adil atau fair trade merupakan kunci bagi kesejahteraan petani.

Kehidupan para petani kopi tak seharum aroma minuman tersebut. Mayoritas para petani tak memiliki posisi tawar dalam menentukan harga jual kopi, yang membuat kehidupan mereka melarat meski bisnis minuman pahit tersebut terus menggeliat.

Ratusan para petani kopi di desa Loa, kecamatan Paseh, Bandung, Jawa Barat tercatat sebagai kaum miskin yang mengandalkan subsidi pangan dari pemerintah. Mereka secara rutin menerima bantuan beras rakyat miskin (raskin) yang kini berubah nama menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Desa Loa merupakan salah satu daerah penghasil kopi arabika jenis premium Java Preanger dengan jumlah produksi 1000 ton per tahun. Melaratnya para petani kopi karena transaksi kopi tak adil yang diterapkan tengkulak.

Salah satu petani di desa Loa, Acu Sujana (67) menyebut harga jual buah kopi hasil panen berwarna merah yang disebut cherry (ceri) dihargai Rp 8 ribu per kilogram. Pendapatan tersebut pun masih dipotong biaya angkut Rp 2 ribu per kg.

Petani membayar para kuli angkut yang membawa ceri dalam karung dari perkebunan yang berada di kawasan pegunungan hingga ke pinggir jalan yang dapat diakses kendaraan. Para tengkulak menemui petani di pinggir jalan, membayar ceri dalam karung dan mendistribusikan ke banyak tempat.

Bila dihitung kasar, pendapatan Acu sekali panen sekitar Rp 36 juta untuk produksi sekitar 6 ton per tahun dari lahan seluas satu hektare. Pendapatan tersebut untuk membiayai kehidupan selama setahun karena panen kopi hanya setahun sekali, biasanya pada Mei-Juli.

Para petani kopi ini kerap berupaya memberikan harga yang lebih baik kepada para penjual lainnya. Namun, rupanya para penjual tersebut saling bekerja sama membentuk harga yang merugikan petani.

Acu menyebut sekitar 12 penjual atau tengkulak yang beroperasi di Desa Loa ini menguasai pasar penjualan dan distribusi kopi. “Mereka kompak menawarkan harga yang sama,” kata Acu.

Petani kopi Acu Sujana

Padahal apabila petani melakukan penyortiran dan pengolahan, harga jual yang diterima dapat mencapai 10 kali lipat. Pendiri Koperasi Kopi Mitra Malabar Dhanny Rhismayaddi menyebut kopi jenis Java Preanger – seperti yang dihasilkan dari desa Loa- bila diolah dengan baik dapat menghasilkan roasted bean dengan harga sekitar Rp 70-75 ribu tiap kilogram.

Untuk mendapatkan roasted bean berkualitas, petani memang harus melalui berbagai proses dimulai dari menyortir, mengupas hingga menyanggrai (roasting) ceri. Tiap empat kilogram ceri menghasilkan satu kilogram roasted bean.

Ketiadaan alat membuat petani bekerja secara manual yang memakan waktu 2-3 bulan. Waktu tersebut terlalu lama buat petani yang harus menanggung biaya kebutuhan sehari-hari buat keluarganya. “Kami tidak punya alat untuk memprosesnya. Kami hanya bisa menjemur mengandalkan matahari dan proses manual untuk menyortir dan mengupas,” kata Acu.

Dhanny menyatakan koperasi dapat menjadi alternatif buat para petani kopi untuk meningkatkan pendapatannya. Dengan bergabung bersama koperasi, para petani akan mendapatkan banyak pengetahuan baru mengolah kopi, mendapatkan pinjaman serta menjual dengan harga lebih baik.

Sebanyak 95% petani kopi di pegunungan Malabar di Jawa Barat belum tergabung dalam dalam koperasi. “Dengan bergabung di koperasi petani sangat diuntungkan. Tanpa koperasi, petani pasti dikerjain tengkulak,” kata Dhanny. Mayoritas petani kopi yang tak tergabung dalam koperasi ini hidup dalam kemiskinan karena terjerat dalam jebakan tengkulak. “Sedangkan sisanya yang berhasil ini, mereka adalah anggota koperasi kopi,” ujar Dhanny.

Bukan hanya di Malabar, nasib petani kopi di daerah lain pun serupa. Padahal menurut Coffee Development Report 2019, jumlah petani kopi tidaklah sedikit sebanyak 1,3 juta.

Sistem Perdagangan yang Adil

Selain koperasi, tawaran untuk meningkatkan harga jual dengan memanfaatkan platform e-commerce, salah satunya KopiTani. CEO KopiTani Arif mengungkapkan ide menggagas platform yang mempertemukan petani kopi langsung dengan para pembelinya ia dapat setelah dari tempatnya bekerja dahulu yakni di perusahaan eksportir kopi.

Ia melihat adanya kesenjangan antara hasil yang didapat perusahaan dengan yang dibayarkan kepada petani.“Perusahaan membeli kopi dari petani dengan harga yang sangat murah. Saya melihat ada ketimpangan,” ujar Arif.

Arif menjelaskan, harga yang timpang tersebut salah satunya dikarenakan keberadaan tengkulak yang memperpanjang rantai pembelian. Terdapat rangkaian panjang operasi tengkulak dalam transaksi kopi. Semakin panjang rantai pasokannya, semakin sedikit pula harga yang dibayarkan oleh petani.

Melalui website KopiTani, para pembeli dapat langsung memilih dan memesan langsung biji kopi green bean (belum di roasting). Petani kemudian mengirimkan biji kopi yang dipesan yang didominasi oleh pemesanan dari pulau Jawa dengan harga yang lebih baik bila menjual kepada tengkulak.

Selain KopiTani, platform SCOPI (Suistainable Coffee Platform of Indonesia) yang tergabung dalam perkumpulan kopi dunia atau Global Coffee Platform (GCP) memberikan penyuluhan kepada para petani kopi dalam untuk memproses penanaman kopi yang baik atau Good Agriculture Practices (GAP) serta proses pengolahan setelah dipanen (post-harvest).

Bisnis kopi menggeliat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

SCOPI memberikan edukasi kepada petani dengan para pengajar yang disebut Master Trainers dibekali dengan National Sustainable Curriculum atau buku modul pelatihan untuk petani. Hingga saat ini Scopi melatih 7.757 petani kopi Robusta dan 8.482 petani Arabika dari seluruh Indonesia.

Master trainers ini sendiri merupakan para ahli tanaman yang berasal dari organisasi keanggotaan yang berada di bawah Scopi yang berjumlah lebih dari 40 perusahaan. Penyuluhan dan edukasi yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan produksi dan budidaya tanaman kopi oleh petani.

Ketua Dewan Pengurus SCOPI Moenardji Soedargo menyatakan potensi kopi nasional beberapa tahun terakhir belum maksimal. “Ini sangat mengkhawatirkan karena produksi kopi nasional tidak bisa mengimbangi kebutuhan konsumsi nasional,” kata Moenardji beberapa waktu lalu.

Sistem perdagangan yang adil atau fair trade merupakan kunci bagi kesejahteraan petani. Sistem fair trade yang diberlakukan di beberapa negara Eropa memberikan perhatian pada kesejahteraan produsen melalui keadilan dalam pembayaran, kondisi tempat kerja yang layak, kesetaraan, serta transparansi.

Menurut komunitas Fair Trade Indonesia, perdagangan dalam sistem fair trade ini menyediakan pilihan yang lebih baik untuk para produsen kopi. Produk perdagangan dibawah ketentuan fair trade biasanya diberi tanda di setiap kemasan produknya. Harga produk yang dipasarkan lewat fair trade ini juga biasanya cenderung lebih tinggi, karena ada jaminan untuk menyejahterakan petaninya.

Sayangnya di Indonesia, sistem fair trade ini belum berjalan optimal. Hingga saat ini, komunitas Fairtrade baru menaungi 23 koperasi di daerah Gayo, dan sebuah koperasi daerah di Situbondo.

Previous Post

UNIKNYA KOPI REMPAH SEKANAK, KOPINYA PARA RAJA MELAYU

Next Post

Mengenal Cita Rasa Kopi (Coffee Cupping)

admin

admin

Related Posts

Perkembangan Kopi Indonesia, Awal 2023 Kuasai Pasar Mesir
News

Perkembangan Kopi Indonesia, Awal 2023 Kuasai Pasar Mesir

by admin
March 2, 2023
SCAI akan Gelar Indonesia Coffee Festival 2023, Surganya Pecinta Kopi
News

SCAI akan Gelar Indonesia Coffee Festival 2023, Surganya Pecinta Kopi

by admin
March 2, 2023
Gelaran Kopi Lampung Begawi di Jakarta, Ini Ajakan Wagub Chusnunia
News

Kopi Lampung Begawi 2022 Jadi Media Promosi Kopi Indonesia dan Lampung

by admin
October 10, 2022
Gelaran Kopi Lampung Begawi di Jakarta, Ini Ajakan Wagub Chusnunia
News

Gelaran Kopi Lampung Begawi di Jakarta, Ini Ajakan Wagub Chusnunia

by admin
October 10, 2022
Robusta dan Arabika, Kopi Luar Biasa yang Dimiliki Kabupaten Pasuruan
News

Robusta dan Arabika, Kopi Luar Biasa yang Dimiliki Kabupaten Pasuruan

by admin
October 5, 2022
Next Post

Mengenal Cita Rasa Kopi (Coffee Cupping)

Recommended.

Kopi Lingkar Wilis yang Unik Ditampilkan di Festival Kopi Trenggalek

October 22, 2018

Setiap Hari Minum Kopi, Apa yang Terjadi pada Tubuh?

June 25, 2019

Trending.

Apa itu fine robusta ?

July 9, 2019

5 FILOSOFI KOPI INI BISA KAMU JADIKAN MOTIVASI DALAM MENJALANI HIDUP

November 20, 2019

Profil Kopi Arabika Gayo

July 8, 2022

Profil Kopi Arabika Lintong

July 30, 2018

Profil Kopi Arabika Java Preanger

August 8, 2018
SABANI.COM

PT Sabani Internasional as an Indonesian coffee trader, we had worldwide experienced in coffee trading both Arabica and Robusta coffees from all over Indonesian mountain coffee farmers.

Follow Us

Categories

  • Culinary
  • Featured
  • Health
  • Knowledge
  • Lifestyle
  • News
  • Tips
  • Variety
  • Video

Tags

Asosiasi Kopi Spesialti Indonesia (AKSI) Barista Coaching Clinic Barista Coffee Mocktail boyolali ekspor kopi Event Kopi Lampung Begawi 2022 Indonesia Coffee Festival 2023 jawa barat kabupaten pasuruan komoditi kopi kopi lampung kopi nagka pencinta kopi Robusta dan Arabika rumah kurasi sekolah kopi Speciality Coffee Association Indonesia (SCAI) standar kopi lampung robusta

Recent News

5 Tips Mudah Memperbaiki Rasa Kopi Agar Lebih Nikmat

5 Tips Mudah Memperbaiki Rasa Kopi Agar Lebih Nikmat

March 17, 2023
5 Racikan Kopi di Dunia Ini Disajikan dengan Cara Unik

5 Racikan Kopi di Dunia Ini Disajikan dengan Cara Unik

March 17, 2023
  • Home
  • About
  • Advertise
  • Privacy Policy
  • Contact

Copyright © 2022 - PT. Sabani Internasional

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Knowledge
    • Specialty Coffee of Arabica
    • Specialty Coffee of Robusta
    • Profil Kopi Arabika Gayo
    • Profil Kopi Arabika Lintong
    • Profil Kopi Arabika Koerinci
    • Profil Kopi Arabika Solok Minang
    • Profil Kopi Arabika Java Preanger
    • Klasifikasi Green Beans Dan Grade Coffee
    • Mengenal Macam-Macam Proses Pengolahan Kopi
  • Blog
    • Culinary
    • Health
    • Knowledge
    • Lifestyle
    • Tips
  • Variety
  • Video
  • Shop
  • Cart
  • My account
  • Contact

Copyright © 2022 - PT. Sabani Internasional