Selain memasok energi instan, minum kopi juga akan meningkatkan frekuensi buang air kecil. Ternyata hal ini bisa dijelaskan secara ilmiah.
Banyak orang yang butuh minum kopi terutama untuk kegiatan di pagi hari yang membutuhkan fokus tajam. Kandungan kafein pada kopi dikatakan mampu memproduksi energi secara instan untuk tubuh.
Beberapa orang yang menyetujui pernyataan bahwa kopi dapat membuat mata menjadi lebih ‘melek’. Tetapi tanpa disadari, akan ada saatnya dimana kamu akan ke toilet lebih sering setelah minum kopi.
Hal ini terjadi bukan tanpa alasan. Tubuh memiliki sensor yang akan berfungsi ketika ada cairan yang masuk. Para ahli juga menjelaskan secara detail bagaimana kopi dapat meningkatkan intensitas buang air kecil.

Dilansir melalui The Takeout (10/5), kopi memiliki proses yang lebih rumit daripada sekadar dicerna dan memproduksi energi dengan cepat. Sebagai cairan, kopi dapat memicu sinyal tubuh untuk buang air kecil tepat setelah kopi masuk ke dalam kandung kemih.
Tubuh memiliki rekayasa biologis yang sungguh menakjubkan. Hal ini yang menyebabkan tubuh akan memberikan respon tertentu saat sesuatu dilakukan pada tubuh.
Termasuk efek setelah minum kopi. Efek kopi pada cukup bergantung pada berapa banyak makanan yang telah dikonsumsi.
Jika kamu minum kopi dalam keadaan perut yang kenyang, kopi butuh waktu hingga satu jam untuk masuk ke dalam usus. Hal berbanding terbalik akan terjadi ketika perut sedang kosong. Cairan akan dicerna dalam waktu yang lebih cepat terlebih saat perut kosong sehingga tidak ada halangan lagi.
“Sekali cairan masuk ke dalam saluran kandung kemih, sensor yang ada akan menganggap bahwa kandung kemih sudah terisi penuh,” kata Lisa Anderson, selaku profesor biologi dan fisiologi dari University of Monnesota.

Antara organ tubuh yang satu dengan lainnya dihubungkan dengan saraf-saraf yang kemudian menjadi sensor untuk mengirimkan informasi ke pusatnya atau otak. Sensor dari kandung kemih tersebut kemudian juga dikirimkan kepada otak untuk memberi tahu apa yang harus dilakukan.
“Sensor tersebut memicu sinyal ke pusat micnutrition di batang otak yang berada dekat dengan pusat saraf lainnya yang memberi tahu hal-hal seperti ketika haus, lapar atau perlu muntah,” kata Anderson.
Kafein dalam kopi dapat mempercepat buang air kecil karena efeknya memengaruhi otot detrusor. Otot detrusor ini merupakan otot halus yang berada pada kandung kemih dan akan memberikan dorongan dengan stimulasi yang diberikan oleh kafein.
Di sisi lain, otak juga sudah menyadari bahwa ada cairan yang masuk ke dalam kandung kemih. Secara bersamaan kemudian otak dan kafein akan menstimulasi kandungan kemih untuk mengeluarkan cairan melalui buang air kecil.
Kafein juga diketahui memiliki sifat diuretik yang berarti ginjal akan membutuhkan lebih banyak cairan lagi. Saat telah mencapai konsumsi 400 miligram kafein, keseimbangan alami cairan dalam tubuh akan mulai terpengaruhi. Jumlah 400 miligram ini setara dengan empat cangkir kopi.
Jika tak ingin mengalami efek seperti ini, sebaiknya mulai untuk kurangi konsumsi kafein harian secara perlahan. Tetapi jika masalah buang air kecil masih terus mengganggu, sebaiknya periksakan secara medis pada dokter.